Part #2 Cerita Horor: Tante Judes Baju Merah, Gak Ada Angin Gak Ada Hujan, Kok Bisa Gitu?

Pagi itu tidak berbeda jauh seperti saat berada dikontrakan lama. Suara azdan subuh mengumandang begitu keras. Bagaimana tidak, jika lah posisi musholah itu tepat di depan sebelah kanan kontrakannya yang saat ini ditinggali.

Yadi terbangun terlebih dahulu sembari mengelus rambut istri tercintanya. 

"Yank..., udah subih kita sholat dulu yu" Tak lama warti pun terbangun.


Suara azdan itu terasa tak asing, terdengar sayup-sayup nafas tua yang istikomah menjalani keyakinannya dalam beribadah.

Yah, rupanya itu Pak Kasman, lelaki sepuh pemilik kontrakan tempat tinggalku saat ini. Beliau memang rajin sekali dan tipikalnya pekerja keras. terlihat dari aktifitas hariannya yang tidak pernah terlihat leha-leha. 

Setiap kali lewat, beliau selalu dalam keadaan sibuk dengan sawahnya. Entah itu sedang menjemur padi, atau sesekali mengepel dan menyapu musholah belakang rumahnya itu.

Part #2 Cerita Horor: Tante Judes Baju Merah


Selang pagi pertama itu terasa cepat berlalu, entah bagaimana waktu berlalu begitu cepat. Hampir setahun tidak pernah ada yang aneh dalam keseharian itu. Yadi dan Warti merasa hubungannya masih ada sesuatu yang hampa.


Memang sudah hampir 2 tahun lamanya usia perkawinan mereka, namun belum juga dikaruniai momongan. Mereka tidak pernah ambil pusing, berpikir positif dan berbaik sangka kepada Sang Maha Kuasa adalah hal terbaik saat itu. 


Dibarengi dengan ikhtiar, Yadi dan istrinya selalu berdoa agar kelak diberikan keturunan diwaktu yang tepat dan pantas. Sebab mereka menyadari, mungkin saat itu mereka belum dipercayai untuk memiliki momongan.


Yadi sempat bercerita kepadaku, bahwasanya dia bersama istrinya juga sering datang ke alternatif untuk sekedar terapi meluruskan apa yang salah dengan organ reproduksinya. Mereka saling menerima dan menyadari jikalau mungkin salah satu dari mereka memiliki kekurangan satu sama lain.


Lalu-lalang dan Bising Yang Mencekam

Warti bercerita, kalau pagi hingga sore dia selalu sendiri di kontrakannya. Walaupun Setiap hari dia lebih sering di dalam rumah, tidak lah sulit untuknya berbaur dengan tetangga kontrakan. Namun, sepertinya lingkungan tempat tinggal sekarang kurang mendukung dalam bersosialisasi. 


"Ada hal aneh jika berada disini, entah kami yang kurang ramah atau sebaliknya. Semua disini selalu memandang kami dengan tatapan orang yang asing. Padahal kami sudah lama berada disini." cerita Warti


Itu tidak mengapa untuk Yadi dan warti, ditambahi dengan pernyataan Yadi. Selama kita tidak macam-macam dan tetap ramah pada yang lain, insyaallah semua juga akan baik-baik saja.


Saat duduk berkumpul bersama di kediamannya, Warti pun ikut nimbrung bersama saya dan Yadi saat mengobrol.


Warti yang hobi mengurung diri di rumah bercerita pengalamannya yang bikin bulu kuduk merinding.

Dia bercerita pengalaman ini memanglah tidak membuatnya gundah saat itu. Hanya saja layaknya wanita pada umumnya ia bercerita memang agak merasa takut apabila yadi sedang tidak dirumah.


Suatu ketika saat ia sedang sendiri tidur siang ia merasakan hal-hal aneh saat itu...

Tidur siang kala itu sedikit terganggu, ia merasakan ada yang lalu lalang lewat disamping tempat tidurnya saat ia tertidur.


"yah, namanya juga tidur siang, kadang tidak senyenyak malam, apalagi kadang cuaca yang panas membuat gerah ruangan" ucap Warti


Warti yang merasakan hal aneh itu pun terbangun dari tidurnya, untuk melihat ada apa sih yang lewat tadi. 

Apakah itu tikus atau ada kucing masuk?

Karena tidak ditemuinya satu pun makhluk yang masuk atau lewat, Warti tertidur kembali. Tapi, Tiba-tiba....


"Kreseek!!! Wuesss!!!.....Prak!!! (terdengar sesuatu terjatuh oleh warti)


Entah bagaimana caranya, Tidak ada angin, tidak ada hujan potongan kardus yang diletakan diatas lemari itu jatuh menimpanya yang sedang tidur.

Warti kaget bukan kepalang, tidurnya yang bersambung tadi terhenti dengan insiden itu. 


Warti mencari sumber penyebabnya, ia tidak mendengar suara-suara hewan pengerat itu satu pun, tidak ada kucing pula saat itu. Sebab, sebelumnya ia telah mengunci pintu rapat-rapat agar tidak ada yang masuk sembarangan.

Jantung warti berdenyut kencang, kejadian tadi membuat tanda tanya besar dikepalanya. 

Bukan karena jatuhnya potongan kardus itu, tapi kala itu potongan kardus berada di bagain tengah yang tertumpuk tindih oleh kardus utuh lainnya. 


"Ya Allah.... aku berlindung padamu dari gangguan zin dan setan jahil" berdoa Warti dalam hati.

Warti yang sedang kaget kala itu tak henti-henti berdoa dan membaca surat-surat pendek sebisanya.

Perasaan warti yang campur aduk memutuskan untuk menenangkan diri ke ruangan depan. Satu ruangan panjang itu memang sengaja ia sekat untuk ruang TV dan kamar. Ruang depan itulah yang biasa dipakai untuk bersantai menonton TV.


"Ceklek..!" ditekannya tombol remot yang baru saja diraih warti. 

Ia mencoba mengalihkan pikiran panik yang bercampur takut itu dengan menonton acara di TV. Pintu kotrakan yang tadinya tertutup rapat ia buka sedikit agar terlihat ke arah halaman luar.


Seketika ia teringat suaminya, dan memutuskan untuk menelpon sejenak.

"Semoga saja mau mengangkat telepon ku" gumam Warti yang penuh harap dalam hati.

"tuuuut.....tuuuut....." bunyi telepon yang belum tersambung, 

butuh kesekian kali barulah Yadi saat itu bisa mengangkat teleponnya.

"Halo Mas... Assalamualikum...." salam Warti pada Yadi...


..... Bersambung ke Part #3


#Efek Samping Siang Mencekam


< Tunggu kelanjutannya ya Guys..!


No comments for "Part #2 Cerita Horor: Tante Judes Baju Merah, Gak Ada Angin Gak Ada Hujan, Kok Bisa Gitu?"